Pada Hari Ahad, Minggu ke dua dan ke empat setiap bulannya,
Pimpinan Cabang Lowokwaru mengadakan kajian rutin keputrian dan mengasah
keahlian dalam hand craft. Kegiatan
pada Minggu kedua adalah mengaji tartil, kajian keputrian dan acara terakhir diisi
kerajinan tangan dari tali kur oleh Ibu Eny Hariati dari Ranting ‘Aisyiyah Merjosari
dan beliau juga pengurus Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah Lowokwaru. Minggu ke-
empatnya diisi kajian ke-Islaman, mengaji tartil dan belajar kerajinan tangan merajut
yang diisi oleh Ibu Emy Fatmawati, beliau pengurus Pimpinan Cabang Nasyiatul ‘Aisyiyah
Lowokwaru. Kegiatan ini rutin, dilaksanakan di Masjid Panti Asuhan Putri ‘Aisyiyah
yang terletak di Jl. MT. Haryono Gg III Dinoyo, mulai pukul 08.30 – 11.00 WIB.
Kegiatan ini rutin dilaksanakan secara bersama-sama dengan Pimpinan Ranting
Nasyiatul ‘ Aisyiyah Panti Putri ‘Aisyiyah Kota Malang. Materi kajian minggu
keempat bulan Juni 2013 kemarin adalah tentang Adabul Mar’ah yang mana membahas
tentang Jilbab. Kajian ini diisi oleh mbak Reni Nur Farida, S.PdI, selaku ketua Pimpinan Cabang Nasyiatul 'Aisyiyah Lowokwaru.
Melihat dan merasakan fenomena kehidupan saat ini, kalau
tidak mendekat pada Allah SWT dan menjadikan Al-Qur’an dan Hadits sebagai
pedoman perjalanan hidup, maka hidup kita akan terasa kosong, tidak punya arah
tujuan. Mereka hanya sekedar mencari kebahagiaan sesaat, kebahagiaan yang tidak
bisa dipertanggung jawabkan di akhirat kelak.
Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul ( Muhammad), maka
mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang diberikan nikmat oleh Allah,
(yaitu) para nabi, para pecinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid dan
orang-orang saleh. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. ( QS. An-Nisa ( 4)
: 69)
Saat ini, teman terbaik bagi kita adalah orang-orang saleh. Orang-orang
yang mau mejalani kehidupannya sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadist. Ketika kita,
mengaku sebagai wanita muslimah, sudah selayaknyalah kita mengikuti aturan
dalam agama Islam dalam berperilaku, berakhlak terhadap orang lain. Ketika kita
mau menutup aurat kita sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Hadist, maka
setidaknya kita menghormati diri sendiri dan orang lain. Bukankah, kita sangat
bahagia diberi penghormatan. Apalagi kita yang menghormati diri kita sendiri,
bukan berarti akan sombong, tetapi lebih menghargai diri sendiri. Ketika kita
sudah bisa menghargai diri sendiri, maka orang lain akan bisa lebih menghargai
kita dan sebaliknya.
“Wahai
anakku Fatimah! Adapun perempuan-perempuan yang akan digantung rambutnya hingga
mendidih otaknya dalam neraka adalah mereka itu di dunia tidak mau menutup
rambutnya daripada dilihat laki-laki yang bukan mahramnya” (HR. Bukhari &
Muslim).
Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka
menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan
perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan
janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah
mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera
suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara
lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita
islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang
tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti
tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui
perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah,
hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. QS. An-Nur (24) : 31
Dan saat ini Teknologi semakin maju, banyak wanita yang berpakaian
namun telanjang seperti pakaian ketat, pakaian legging yang seharusnya dibuat
daleman, dipakai ke acara-acara pesta, hajatan. Dan ironisnya mereka merasa
nyaman memakai pakaian itu. Mereka beralibi, bahwa pakaian itu lagi tren di
kalangan artis-artis ibukota. Artis-artis ibukota yang memakai pakaian, namun
telanjang tidak memiliki pengetahuan agama dan adab kesopanan yang cukup,
sehingga tidak layak untuk dicontoh. Biarpun mengaku beragama Islam, namun
mereka bukanlah orang Islam yang sesungguhnya, karena meninggalkan Al-Qur’an
dan Hadist.
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu
dan isteri-isteri orang mu'min: "Hendaklah
mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang
demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak
di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. QS. Al-Ahzab (33): 59
Inilah
salah satu ajaran Agama Islam yang menghormati kaum wanita, agar mereka mau
mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuhnya agar mereka tidak diganggu. Pada kenyataaannya,
banyak wanita yang ingin diganggu dengan membuka aurat mereka di hadapan orang
banyak, semakin minim pakaiannya semakin mahal harganya.
Coba kita
lihat dan kita bandingkan antara orang zaman sekarang yang mengaku masyarakat
modern dengan orang dari suku dayak, yang tidak memakai baju. Apakah layak,
mereka dikatakan sebagai masyarakat modern, padahal cara berpakaiannya saja
seperti orang dari suku tertinggal.
Agama
Islam adalah agama Modern yang mengajarkan kesopanan dalam berpakaian, maka
jangan mengikuti orang-orang yang tidak beragama dan tidak punya sopan santun
dalam bermasyarakat. Segala aktivitas
kita, bernilai ibadah di sisi Allah SWT, maka ketika kita berjilbab akan bernilai
ibadah jika kita niatkan untuk Allah SWT.
Hendaklah
sebagai wanita muslimah yang hidup di zaman serba modern ini, harus bisa
memilih dan memilah mana yang sesuai dengan ajaran Islam dan mana yang tidak
sesuai dengan ajaran Islam. Insya Allah, Hidup kita akan terasa nikmat, biarpun
cobaan terus menerjang.
Wallahu’a’alam bi showab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar