Selasa, 02 Juli 2013

JILBAB SIMBUL KEMULYAAN WANITA ISLAM

Pada Hari Ahad, Minggu ke dua dan ke empat setiap bulannya, Pimpinan Cabang Lowokwaru mengadakan kajian rutin keputrian dan mengasah keahlian dalam hand craft. Kegiatan pada Minggu kedua adalah mengaji tartil, kajian keputrian dan acara terakhir diisi kerajinan tangan dari tali kur oleh Ibu Eny Hariati dari Ranting ‘Aisyiyah Merjosari dan beliau juga pengurus Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah Lowokwaru. Minggu ke- empatnya diisi kajian ke-Islaman, mengaji tartil dan belajar kerajinan tangan merajut yang diisi oleh Ibu Emy Fatmawati, beliau pengurus Pimpinan Cabang Nasyiatul ‘Aisyiyah Lowokwaru. Kegiatan ini rutin, dilaksanakan di Masjid Panti Asuhan Putri ‘Aisyiyah yang terletak di Jl. MT. Haryono Gg III Dinoyo, mulai pukul 08.30 – 11.00 WIB. Kegiatan ini rutin dilaksanakan secara bersama-sama dengan Pimpinan Ranting Nasyiatul ‘ Aisyiyah Panti Putri ‘Aisyiyah Kota Malang. Materi kajian minggu keempat bulan Juni 2013 kemarin adalah tentang Adabul Mar’ah yang mana membahas tentang Jilbab. Kajian ini diisi oleh mbak Reni Nur Farida, S.PdI, selaku ketua Pimpinan Cabang Nasyiatul 'Aisyiyah Lowokwaru.

Melihat dan merasakan fenomena kehidupan saat ini, kalau tidak mendekat pada Allah SWT dan menjadikan Al-Qur’an dan Hadits sebagai pedoman perjalanan hidup, maka hidup kita akan terasa kosong, tidak punya arah tujuan. Mereka hanya sekedar mencari kebahagiaan sesaat, kebahagiaan yang tidak bisa dipertanggung jawabkan di akhirat kelak.
Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul ( Muhammad), maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang diberikan nikmat oleh Allah, (yaitu) para nabi, para pecinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. ( QS. An-Nisa ( 4) : 69)
Saat ini, teman terbaik bagi kita adalah orang-orang saleh. Orang-orang yang mau mejalani kehidupannya sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadist. Ketika kita, mengaku sebagai wanita muslimah, sudah selayaknyalah kita mengikuti aturan dalam agama Islam dalam berperilaku, berakhlak terhadap orang lain. Ketika kita mau menutup aurat kita sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Hadist, maka setidaknya kita menghormati diri sendiri dan orang lain. Bukankah, kita sangat bahagia diberi penghormatan. Apalagi kita yang menghormati diri kita sendiri, bukan berarti akan sombong, tetapi lebih menghargai diri sendiri. Ketika kita sudah bisa menghargai diri sendiri, maka orang lain akan bisa lebih menghargai kita dan sebaliknya.
 “Wahai anakku Fatimah! Adapun perempuan-perempuan yang akan digantung rambutnya hingga mendidih otaknya dalam neraka adalah mereka itu di dunia tidak mau menutup rambutnya daripada dilihat laki-laki yang bukan mahramnya” (HR. Bukhari & Muslim).

Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. QS. An-Nur (24) : 31

Dan saat ini Teknologi semakin maju, banyak wanita yang berpakaian namun telanjang seperti pakaian ketat, pakaian legging yang seharusnya dibuat daleman, dipakai ke acara-acara pesta, hajatan. Dan ironisnya mereka merasa nyaman memakai pakaian itu. Mereka beralibi, bahwa pakaian itu lagi tren di kalangan artis-artis ibukota. Artis-artis ibukota yang memakai pakaian, namun telanjang tidak memiliki pengetahuan agama dan adab kesopanan yang cukup, sehingga tidak layak untuk dicontoh. Biarpun mengaku beragama Islam, namun mereka bukanlah orang Islam yang sesungguhnya, karena meninggalkan Al-Qur’an dan Hadist.

Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu'min: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. QS. Al-Ahzab (33): 59

Inilah salah satu ajaran Agama Islam yang menghormati kaum wanita, agar mereka mau mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuhnya agar mereka tidak diganggu. Pada kenyataaannya, banyak wanita yang ingin diganggu dengan membuka aurat mereka di hadapan orang banyak, semakin minim pakaiannya semakin mahal harganya.
Coba kita lihat dan kita bandingkan antara orang zaman sekarang yang mengaku masyarakat modern dengan orang dari suku dayak, yang tidak memakai baju. Apakah layak, mereka dikatakan sebagai masyarakat modern, padahal cara berpakaiannya saja seperti orang dari suku tertinggal.
Agama Islam adalah agama Modern yang mengajarkan kesopanan dalam berpakaian, maka jangan mengikuti orang-orang yang tidak beragama dan tidak punya sopan santun dalam bermasyarakat.  Segala aktivitas kita, bernilai ibadah di sisi Allah SWT, maka ketika kita berjilbab akan bernilai ibadah jika kita niatkan untuk Allah SWT.
Hendaklah sebagai wanita muslimah yang hidup di zaman serba modern ini, harus bisa memilih dan memilah mana yang sesuai dengan ajaran Islam dan mana yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Insya Allah, Hidup kita akan terasa nikmat, biarpun cobaan terus menerjang.

Wallahu’a’alam bi showab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar