Senin, 15 Juli 2013

Barisan Itu Bernama Nasyiatul 'Aisyiyah

 “Dan Orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan sebagian mereka adalah menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh mengerjakan yang makruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan sholat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”
 QS. At-Taubah (9) : 71
Alhamdulillahirabbil alamin, Musyawarah Daerah Pimpinan Daerah Nasyiatul ‘Aisyiyah Kota Malang Periode 2010-2012 telah dilaksanakan pada Hari Ahad, Tanggal 25 Mei 2013 di Aula Utama Putri ‘Aisyiyah Kota Malang. Kegiatan ini mengambil tema “Gerakan Advokasi Untuk Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan”.  Yang mana menghasilkan Fatimah Az-zahro, STP sebagai ketua terpilih periode 2012-2016 yang menggantikan Wijayanti, S.PdI sebagai ketua periode 2010-2012. 
Kami ucapkan selamat datang kepada pengurus baru, mudah-mudahan Allah SWT selalu memudahkan gerak langkah kita dalam berjihad fi sabilillah melalui organisasi Nasyiatul ‘Asiyiyah Kota Malang ini.
Nasyiatul ‘Aisyiyah adalah organisasi otonom Muhammadiyah, merupakan gerakan putri Islam yang bergerak di bidang keperempuanan, keagamaan, kemasyarakatan, dan pendidikan. Adapun tujuan organisasi ini adalah terbentuknya putri Islam yang berarti bagi keluarga, bangsa dan agama menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Sesungguhnya putri-putri Islam memiliki tanggung jawab terhadap agama, bangsa dan Negara untuk mewujudkan cita-cita umat Islam. Agar dapat menunaikan kewajiban tersebut, putri-putri Islam hendaklah senantiasa terdidik akhlaknya, memuliakan agama, ikhlas bekerja karena Allah semata, dan senantiasa berjuang dengan gembira. Nasyiatul ‘Aisyiyah adalah Keputrian yang berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist.
 “Sungguh Al-Qur’an ini menunjuk pada hal-hal yang lebih tepat dan selalu memberi berita gembira (menumbuhkan optimisme) kepada orang-orang yang mengimankan yang selalu mengamalkan hal-hal yang baik (tepat). Sungguh bagi mereka pahala yang besar”. ( QS. Al Isra : 9 )
Ketika kita berkecimpung di organisasi berbasis Islam, maka kita posisikan diri kita seperti tentara-tentara perang di medan perang, karena kita berjihad tidak dengan pedang, tetapi kita berjihad melalui pendidikan dan permasalahan masyarakat yang harus diselesaikan. Maka sebagai putri Islam, sudah sepantasnya kita mengambil bagian di barisan tentara-tentara perang yang kita buat melalui organisasi Nasyiatul ‘Aisyiyah. 
“Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka: "Tahanlah tanganmu (dari berperang), dirikanlah sembahyang dan tunaikanlah zakat !" Setelah diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebahagian dari mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih sangat dari itu takutnya. Mereka berkata : "Ya Tuhan kami, mengapa Engkau wajibkan berperang kepada kami? Mengapa tidak Engkau tangguhkan (kewajiban berperang) kepada kami sampai kepada beberapa waktu lagi ?" Katakanlah : "Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun.” QS. Annisa ( 4) : 77
Ketika berkecimpung di organisasi Islam, maka tantangan sangat banyak, Nabi Muhammad SAW ketika berdakwah secara sembunyi-sembunyi sudah banyak tantangannya, apalagi saat berdakwah secara terang-terangan lebih besar lagi  tantangannya.  Saat ini, kita lah yang meneruskan perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam menegakkah kalimat Allah SWT di muka bumi ini. Tentu dengan tantangan yang lebih besar dan beragam, karena kita hidup di era serba modern. Maka saat berdakwah, kita dilarang berputus asa seperti dalam Firman Allah SWT dalam QS. Annisa ayat 104.
 “Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari pada Allah apa yang tidak mereka harapkan. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”.


Setidaknya, ketika kita waktu mati nanti, bisa mempertanggungjawabkan umur kita habis untuk apa, harta kita diperoleh dari mana, dibelanjakan kemana saja. Oleh karena itu, hidup ini tidak untuk bermalas-malasan, hidup harus diperjuangkan, waktu kita digunakan dengan sebaik-baiknya, tidak hanya melihat televise, mendengar radio, nongkrong di café-café. Kita semua tidak ada yang tahu kapan kematian akan menjemput kita, semua orang pasti mengharapkan mati dalam keadaan khusnul khotimah. Marilah kita rapatkan barisan kita, untuk memperjuangkan agama Islam di muka bumi ini, khususnya di Kota Malang, agar bisa mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya yang berpedoman pada Al-Qur’an dan Hadist. Wallahu a’lam bishowab

Selasa, 02 Juli 2013

JILBAB SIMBUL KEMULYAAN WANITA ISLAM

Pada Hari Ahad, Minggu ke dua dan ke empat setiap bulannya, Pimpinan Cabang Lowokwaru mengadakan kajian rutin keputrian dan mengasah keahlian dalam hand craft. Kegiatan pada Minggu kedua adalah mengaji tartil, kajian keputrian dan acara terakhir diisi kerajinan tangan dari tali kur oleh Ibu Eny Hariati dari Ranting ‘Aisyiyah Merjosari dan beliau juga pengurus Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah Lowokwaru. Minggu ke- empatnya diisi kajian ke-Islaman, mengaji tartil dan belajar kerajinan tangan merajut yang diisi oleh Ibu Emy Fatmawati, beliau pengurus Pimpinan Cabang Nasyiatul ‘Aisyiyah Lowokwaru. Kegiatan ini rutin, dilaksanakan di Masjid Panti Asuhan Putri ‘Aisyiyah yang terletak di Jl. MT. Haryono Gg III Dinoyo, mulai pukul 08.30 – 11.00 WIB. Kegiatan ini rutin dilaksanakan secara bersama-sama dengan Pimpinan Ranting Nasyiatul ‘ Aisyiyah Panti Putri ‘Aisyiyah Kota Malang. Materi kajian minggu keempat bulan Juni 2013 kemarin adalah tentang Adabul Mar’ah yang mana membahas tentang Jilbab. Kajian ini diisi oleh mbak Reni Nur Farida, S.PdI, selaku ketua Pimpinan Cabang Nasyiatul 'Aisyiyah Lowokwaru.

Melihat dan merasakan fenomena kehidupan saat ini, kalau tidak mendekat pada Allah SWT dan menjadikan Al-Qur’an dan Hadits sebagai pedoman perjalanan hidup, maka hidup kita akan terasa kosong, tidak punya arah tujuan. Mereka hanya sekedar mencari kebahagiaan sesaat, kebahagiaan yang tidak bisa dipertanggung jawabkan di akhirat kelak.
Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul ( Muhammad), maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang diberikan nikmat oleh Allah, (yaitu) para nabi, para pecinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. ( QS. An-Nisa ( 4) : 69)
Saat ini, teman terbaik bagi kita adalah orang-orang saleh. Orang-orang yang mau mejalani kehidupannya sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadist. Ketika kita, mengaku sebagai wanita muslimah, sudah selayaknyalah kita mengikuti aturan dalam agama Islam dalam berperilaku, berakhlak terhadap orang lain. Ketika kita mau menutup aurat kita sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Hadist, maka setidaknya kita menghormati diri sendiri dan orang lain. Bukankah, kita sangat bahagia diberi penghormatan. Apalagi kita yang menghormati diri kita sendiri, bukan berarti akan sombong, tetapi lebih menghargai diri sendiri. Ketika kita sudah bisa menghargai diri sendiri, maka orang lain akan bisa lebih menghargai kita dan sebaliknya.
 “Wahai anakku Fatimah! Adapun perempuan-perempuan yang akan digantung rambutnya hingga mendidih otaknya dalam neraka adalah mereka itu di dunia tidak mau menutup rambutnya daripada dilihat laki-laki yang bukan mahramnya” (HR. Bukhari & Muslim).

Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. QS. An-Nur (24) : 31

Dan saat ini Teknologi semakin maju, banyak wanita yang berpakaian namun telanjang seperti pakaian ketat, pakaian legging yang seharusnya dibuat daleman, dipakai ke acara-acara pesta, hajatan. Dan ironisnya mereka merasa nyaman memakai pakaian itu. Mereka beralibi, bahwa pakaian itu lagi tren di kalangan artis-artis ibukota. Artis-artis ibukota yang memakai pakaian, namun telanjang tidak memiliki pengetahuan agama dan adab kesopanan yang cukup, sehingga tidak layak untuk dicontoh. Biarpun mengaku beragama Islam, namun mereka bukanlah orang Islam yang sesungguhnya, karena meninggalkan Al-Qur’an dan Hadist.

Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu'min: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. QS. Al-Ahzab (33): 59

Inilah salah satu ajaran Agama Islam yang menghormati kaum wanita, agar mereka mau mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuhnya agar mereka tidak diganggu. Pada kenyataaannya, banyak wanita yang ingin diganggu dengan membuka aurat mereka di hadapan orang banyak, semakin minim pakaiannya semakin mahal harganya.
Coba kita lihat dan kita bandingkan antara orang zaman sekarang yang mengaku masyarakat modern dengan orang dari suku dayak, yang tidak memakai baju. Apakah layak, mereka dikatakan sebagai masyarakat modern, padahal cara berpakaiannya saja seperti orang dari suku tertinggal.
Agama Islam adalah agama Modern yang mengajarkan kesopanan dalam berpakaian, maka jangan mengikuti orang-orang yang tidak beragama dan tidak punya sopan santun dalam bermasyarakat.  Segala aktivitas kita, bernilai ibadah di sisi Allah SWT, maka ketika kita berjilbab akan bernilai ibadah jika kita niatkan untuk Allah SWT.
Hendaklah sebagai wanita muslimah yang hidup di zaman serba modern ini, harus bisa memilih dan memilah mana yang sesuai dengan ajaran Islam dan mana yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Insya Allah, Hidup kita akan terasa nikmat, biarpun cobaan terus menerjang.

Wallahu’a’alam bi showab