“Dan
Orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan sebagian mereka adalah menjadi
penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh mengerjakan yang makruf,
mencegah dari yang mungkar, mendirikan sholat, menunaikan zakat, dan taat
kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah;
sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”
QS.
At-Taubah (9) : 71
Alhamdulillahirabbil
alamin, Musyawarah Daerah Pimpinan Daerah Nasyiatul ‘Aisyiyah Kota Malang
Periode 2010-2012 telah dilaksanakan pada Hari Ahad, Tanggal 25 Mei 2013 di
Aula Utama Putri ‘Aisyiyah Kota Malang. Kegiatan ini mengambil tema “Gerakan Advokasi Untuk Peningkatan Kualitas
Hidup Perempuan”. Yang mana
menghasilkan Fatimah Az-zahro, STP sebagai ketua terpilih periode 2012-2016
yang menggantikan Wijayanti, S.PdI sebagai ketua periode 2010-2012.
Kami
ucapkan selamat datang kepada pengurus baru, mudah-mudahan Allah SWT selalu
memudahkan gerak langkah kita dalam berjihad fi sabilillah melalui organisasi
Nasyiatul ‘Asiyiyah Kota Malang ini.
Nasyiatul
‘Aisyiyah adalah organisasi otonom Muhammadiyah, merupakan gerakan putri Islam
yang bergerak di bidang keperempuanan, keagamaan, kemasyarakatan, dan
pendidikan. Adapun tujuan organisasi ini adalah terbentuknya putri Islam yang
berarti bagi keluarga, bangsa dan agama menuju terwujudnya masyarakat Islam
yang sebenar-benarnya.
Sesungguhnya
putri-putri Islam memiliki tanggung jawab terhadap agama, bangsa dan Negara
untuk mewujudkan cita-cita umat Islam. Agar dapat menunaikan kewajiban
tersebut, putri-putri Islam hendaklah senantiasa terdidik akhlaknya, memuliakan
agama, ikhlas bekerja karena Allah semata, dan senantiasa berjuang dengan
gembira. Nasyiatul ‘Aisyiyah adalah Keputrian yang berdasarkan Al-Qur’an dan
Hadist.
“Sungguh Al-Qur’an ini menunjuk pada hal-hal
yang lebih tepat dan selalu memberi berita gembira (menumbuhkan optimisme)
kepada orang-orang yang mengimankan yang selalu mengamalkan hal-hal yang baik
(tepat). Sungguh bagi mereka pahala yang besar”. ( QS. Al Isra : 9 )
Ketika kita berkecimpung di organisasi berbasis Islam, maka kita
posisikan diri kita seperti tentara-tentara perang di medan perang, karena kita
berjihad tidak dengan pedang, tetapi kita berjihad melalui pendidikan dan
permasalahan masyarakat yang harus diselesaikan. Maka sebagai putri Islam,
sudah sepantasnya kita mengambil bagian di barisan tentara-tentara perang yang
kita buat melalui organisasi Nasyiatul ‘Aisyiyah.
“Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada
mereka: "Tahanlah tanganmu (dari berperang), dirikanlah sembahyang dan
tunaikanlah zakat !" Setelah diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba
sebahagian dari mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti
takutnya kepada Allah, bahkan lebih sangat dari itu takutnya. Mereka berkata :
"Ya Tuhan kami, mengapa Engkau wajibkan berperang kepada kami? Mengapa
tidak Engkau tangguhkan (kewajiban berperang) kepada kami sampai kepada
beberapa waktu lagi ?" Katakanlah : "Kesenangan di dunia ini hanya
sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu
tidak akan dianiaya sedikitpun.” QS. Annisa ( 4) : 77
Ketika berkecimpung di organisasi Islam, maka tantangan sangat
banyak, Nabi Muhammad SAW ketika berdakwah secara sembunyi-sembunyi sudah
banyak tantangannya, apalagi saat berdakwah secara terang-terangan lebih besar
lagi tantangannya. Saat ini, kita lah yang meneruskan perjuangan
Nabi Muhammad SAW dalam menegakkah kalimat Allah SWT di muka bumi ini. Tentu
dengan tantangan yang lebih besar dan beragam, karena kita hidup di era serba
modern. Maka saat berdakwah, kita dilarang berputus asa seperti dalam Firman
Allah SWT dalam QS. Annisa ayat 104.
“Janganlah
kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu menderita
kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan (pula), sebagaimana
kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari pada Allah apa yang tidak mereka
harapkan. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”.
Setidaknya, ketika kita waktu mati nanti, bisa mempertanggungjawabkan umur kita habis untuk apa, harta kita diperoleh dari mana, dibelanjakan kemana saja. Oleh karena itu, hidup ini tidak untuk bermalas-malasan, hidup harus diperjuangkan, waktu kita digunakan dengan sebaik-baiknya, tidak hanya melihat televise, mendengar radio, nongkrong di café-café. Kita semua tidak ada yang tahu kapan kematian akan menjemput kita, semua orang pasti mengharapkan mati dalam keadaan khusnul khotimah. Marilah kita rapatkan barisan kita, untuk memperjuangkan agama Islam di muka bumi ini, khususnya di Kota Malang, agar bisa mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya yang berpedoman pada Al-Qur’an dan Hadist. Wallahu a’lam bishowab